Medan, 19 Februari 2025 – Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Sumatera Utara terus mendorong optimalisasi peran Nazir dalam pengelolaan wakaf guna meningkatkan kesejahteraan umat. Sebagai bagian dari upaya edukasi dan literasi wakaf, Ketua BWI Sumut, H. Solehuddin Sagala, SH., M.Si., beserta Sekretaris, Dr. H. Muslim Marpaung, Dr. H. Rudi Dogar Harahap dan Segenap Pengurus menerima audiensi dari Direktur Az-Zahra Media Society dalam rangka penjajakan kerjasama penerbitan buku yang mengupas tugas dan peran Nazir wakaf.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Ketua BWI Sumut menegaskan pentingnya literasi wakaf di tengah tantangan pengelolaan aset wakaf di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. “Potensi wakaf sangat besar, baik wakaf tanah, produktif, maupun wakaf uang. Namun, salah satu kendala utama adalah masih terbatasnya pemahaman masyarakat, termasuk para Nazir, dalam mengelola aset wakaf agar lebih produktif dan berdaya guna untuk kepentingan umat,” ujarnya.
BWI Sumut menilai, penerbitan buku yang berisi tugas dan peran Nazir dapat menjadi referensi penting bagi berbagai pihak, mulai dari pengelola wakaf, akademisi, hingga masyarakat umum. Buku ini diharapkan tidak hanya menjelaskan kewajiban Nazir dalam menjaga dan mengembangkan aset wakaf, tetapi juga menggali berbagai problematika yang dihadapi Nazir dalam menjalankan tugasnya, seperti aspek legalitas, keterbatasan dana pengelolaan, hingga pemanfaatan teknologi dalam manajemen wakaf.
Direktur Az-Zahra Media Society, Angga Syahputra, menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan kesiapan pihaknya dalam mendukung literasi wakaf melalui publikasi buku yang berkualitas. “Az-Zahra Media Society berkomitmen untuk menghadirkan konten yang tidak hanya informatif tetapi juga inspiratif, sehingga Nazir dan masyarakat dapat memahami bagaimana mengoptimalkan aset wakaf secara lebih efektif. Selain itu, kami juga ingin mengangkat contoh-contoh keberhasilan pengelolaan wakaf yang dapat menjadi model bagi daerah lain,” ujarnya.
Kerjasama ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran dan kapabilitas para Nazir dalam mengelola wakaf secara profesional dan transparan. Dengan demikian, wakaf dapat berkembang menjadi instrumen ekonomi yang lebih kuat dan berkontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sumatera Utara. (AS)
